Senin, 18 Mei 2009

TRIK BERHITUNG CEPAT

JAGO BERHITUNG SEMENJAK DINI......SO MATEMATIKA BUKAN LAGI HAL YANG MENAKUTKAN

Matematika kerap menjadi momok menakutkan, dari 10 anak yang belajar matematika kemungkinan hanya 5 orang yang berkata bahwa matematika itu menyenangkan.

Namun tidak perlu khawatir..., dewasa ini banyak sekali orang yang mengembangkan matematika, terutama perhitungan dasar dengan memanfaatkan prinsip aritmatika.

Apa itu aritmatika ?? Aritmetika pada dasarnya adalah cara berpikir matematis yang digunakan untuk menyelesaiakan persoalan matematika menjadi lebih "menyenangkan" baca mengenai aritmetika disini

Misalkan perkalian 11 x 12 = ...
Perkalian ini dapat diselesaikan dalam hiungan detik
11 x 12 = 1..?..2-->132
Caranya
1 + 2 = 3 sisipkan angka 3 diantara 1 dan 2 info trik berhitung cepat

Nah jika anak, kerabat, atau Anda sendiri tertarik dengan cara berhitung cepat matematika dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian,pembagian dan pengkuadratan) buku ini dapat menjadi salah satu referensi Anda klik disini

Yang terpenting dari semuanya, bagaimana anak Anda dari awal menyenangi matematika, karena ternyata matematika tidak serumit yang dibayangkan






SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES SELALU


Minggu, 10 Mei 2009

MODEL IMPLEMENTASI SMP

Eko Budi P

MODEL IMPLEMENTASI SMP

TAHAPAN IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN
MODEL KURIKULUM SMP

SMP SINAR JAYA

VISI

“PENINGIKATAN POTENSI DIRI DAN MENJADI YANG TERBAIK MENUJU SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL”.

Indikator

  • Pengembangan kurikulum ke arah yang lebih baik
  • Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan.
  • Meningkatnya proses pembelajaran peserta didik
  • Terwujudnya pengembangan sarana prasarana pendidikan di sekolah
  • Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik
  • Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
  • Adanya penigngkatan potensi diri dalam imtaq dan iptek.

MISI

  1. Melaksanakan pengembangan kurikulum :

Z Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan

Z Melaksankan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua mata pelajaran.

Z Melaksanakan pengembangan silabus dan RPP.

Z Melaksanakan pengembangan system penilaian.

  1. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan
    • Meningkatkan profesionalitas guru
    • Melaksanakan peningkatan kompetensi guru
    • Melaksanakan peningkatan kompetensi TU dan tenaga kependidikan lainnya
    • Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada guru, TU dan tenaga kependidikan lainnya.
  2. Melaksanakan Pengembangan Proses pembelajaran.
    • Mengembangkan Model Pembelajaran yang inovatif kreatif dan Menyenangkan.
    • Mengembangkan strategi pembelajaran
    • Melakukan pengembangan strategi penilaian.
  3. Terwujudnya Pengembangan Fasilitas Pendidikan
    • Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
    • Menyediakan ala bantu dan media pembelajaran.
    • Menyediakan laboratorium MIPA standar nasional
  4. Melaksanakan Pengembangan/Peningkatan Standar Ketuntasan dan Kelulusan.

o Peningkatan wawasan terhadap peserta didik melalui kegiatan pembelajaran

o Peningkatan wawasan materi terapan

o Peningkatan wawasan bahasa inggris bagi peserta didik

  1. Melaksanakan Pengembangan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah.
    • Mengadakan kelengkapan administrasi sekolah melalui system administrasi sekolah terpadu.
    • Melaksanakan MBS.
    • Menyusun RPS.
    • Melakukan supervisi kelembagaan
  2. Melaksanakan Pengembangan Penilaian
    • Melaksanakan Pengembangan Perangkat/ Model-Model Pembelajaran
    • Melaksanakan program evaluasi pembelajaran
    • Menyiapkan siswa melalui kegiatan pengembangan bidang akademis, non akademis dan imtaq.
    • Mengikuti kegiatan lomba akademis dan non akademis dan keagamaan.

TUJUAN

  1. Sekolah Mengembangkan Kurikulum
    • Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan pada tahun 2006.
    • Mengembangkan pemetaan SK, KD, Indikator untuk semua mata pelajaran.
    • Mengembangkan RPP untuk kelas semua mata pelajaran.
    • Mengembangkan sistem penilaian berbasis kompetensi yang terstandarkan
  2. Sekolah memiliki/mencapai standart proses pembelajaran meliputi tahun 2007
    • Mengembangkan pembelajaran dengan Model CTL.
    • Melaksanakan pendekatan belajar tuntas (Mastery learning)
    • Melaksanakan pembelajaran inovatif kreatif dan kritis
  3. Sekolah mencapai standar nasional sarana dan prasarana pada tahun 2010.
  4. Sekolah mencapai standarat pengelolaan sekolah.
  5. Sekolah memiliki/mencapai standart pencapaian ketuntasan keompetensi lulusan.
  6. Sekolah mencapai standart pembiayaan sekolah.
  7. Sekolah mencapai standart sekolah bertaraf nasional menuju taraf internasional

LANGKAH –LANGKAH PENGEMBANGAN

  1. Pengembangan standart Isi/Kurikulum.
    • Pengembangan kurikulum satuan pendidikan .
    • Pengembangan silabus.
    • Pengembangan RPP.
    • Pengembangan pemetaan SK, KD.
    • Pengembangan system penilaian.
  2. Pengembangan dan peningkatan SDM pendidikan dan tenaga kependidikan.
  3. Pengembangan standart proses pembelajaran
  4. Pengembangan sarana, prasarana dan media pembelajaran.
  5. Pengembangan standart pencapaian ketuntasan/kelulusan optimal.
  6. Pengembangan manajemen sekolah dan kelembagaan.
  7. Pengembangan komite sekolah dan pembiayaan pendidikan.
  8. Pengembangan kegiatan lomba akademik dan non akademik.
  9. pengembangan implementasi program pembelajaran MIPA dalam bahasa inggris menuju kelas bertaraf internasional.

Pelaksanaan program :

Sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa terutama menghadapi perkembangan jaman , maka dalam beberapa mata pelajaran telah diselingi dengan integrasi antara bahasa Indonesia dan bahasa inggris (Bilingual).Penerapan integrgasi bahasa awalnya dilaksankan mulai tahun 2004/2005 pada sekolah-sekolah tertentu di Indonesia namun untuk beberapa tahun ini program bilingual sudah mulai banyak diterapkan di banyak sekolah yang berdomisili di kota-kota

Adapun dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, sekolah lkebih menekankan interaksi guru dan siswa sedangkan untuk mengetahui ketercapaian program yang telah ditetapkan yaitu denngan melakukan evaluasi terhadap kemajuan siswa

Semua kegiatan belajar ini tentunya disesuaikan cita-cita yang telahdisepakati

MODEL IMPLEMENTASI SMP (conoh)

Eko Budi P


MODEL IMPLEMENTASI SMP

TAHAPAN IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN
MODEL KURIKULUM SMP

SMP SINAR JAYA

VISI

“PENINGIKATAN POTENSI DIRI DAN MENJADI YANG TERBAIK MENUJU SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL”.

Indikator

  • Pengembangan kurikulum ke arah yang lebih baik
  • Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan.
  • Meningkatnya proses pembelajaran peserta didik
  • Terwujudnya pengembangan sarana prasarana pendidikan di sekolah
  • Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik
  • Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
  • Adanya penigngkatan potensi diri dalam imtaq dan iptek.

MISI

  1. Melaksanakan pengembangan kurikulum :

Z Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan

Z Melaksankan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua mata pelajaran.

Z Melaksanakan pengembangan silabus dan RPP.

Z Melaksanakan pengembangan system penilaian.

  1. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan
    • Meningkatkan profesionalitas guru
    • Melaksanakan peningkatan kompetensi guru
    • Melaksanakan peningkatan kompetensi TU dan tenaga kependidikan lainnya
    • Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada guru, TU dan tenaga kependidikan lainnya.
  2. Melaksanakan Pengembangan Proses pembelajaran.
    • Mengembangkan Model Pembelajaran yang inovatif kreatif dan Menyenangkan.
    • Mengembangkan strategi pembelajaran
    • Melakukan pengembangan strategi penilaian.
  3. Terwujudnya Pengembangan Fasilitas Pendidikan
    • Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
    • Menyediakan ala bantu dan media pembelajaran.
    • Menyediakan laboratorium MIPA standar nasional
  4. Melaksanakan Pengembangan/Peningkatan Standar Ketuntasan dan Kelulusan.

o Peningkatan wawasan terhadap peserta didik melalui kegiatan pembelajaran

o Peningkatan wawasan materi terapan

o Peningkatan wawasan bahasa inggris bagi peserta didik

  1. Melaksanakan Pengembangan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah.
    • Mengadakan kelengkapan administrasi sekolah melalui system administrasi sekolah terpadu.
    • Melaksanakan MBS.
    • Menyusun RPS.
    • Melakukan supervisi kelembagaan
  2. Melaksanakan Pengembangan Penilaian
    • Melaksanakan Pengembangan Perangkat/ Model-Model Pembelajaran
    • Melaksanakan program evaluasi pembelajaran
    • Menyiapkan siswa melalui kegiatan pengembangan bidang akademis, non akademis dan imtaq.
    • Mengikuti kegiatan lomba akademis dan non akademis dan keagamaan.

TUJUAN

  1. Sekolah Mengembangkan Kurikulum
    • Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan pada tahun 2006.
    • Mengembangkan pemetaan SK, KD, Indikator untuk semua mata pelajaran.
    • Mengembangkan RPP untuk kelas semua mata pelajaran.
    • Mengembangkan sistem penilaian berbasis kompetensi yang terstandarkan
  2. Sekolah memiliki/mencapai standart proses pembelajaran meliputi tahun 2007
    • Mengembangkan pembelajaran dengan Model CTL.
    • Melaksanakan pendekatan belajar tuntas (Mastery learning)
    • Melaksanakan pembelajaran inovatif kreatif dan kritis
  3. Sekolah mencapai standar nasional sarana dan prasarana pada tahun 2010.
  4. Sekolah mencapai standarat pengelolaan sekolah.
  5. Sekolah memiliki/mencapai standart pencapaian ketuntasan keompetensi lulusan.
  6. Sekolah mencapai standart pembiayaan sekolah.
  7. Sekolah mencapai standart sekolah bertaraf nasional menuju taraf internasional

LANGKAH –LANGKAH PENGEMBANGAN

  1. Pengembangan standart Isi/Kurikulum.
    • Pengembangan kurikulum satuan pendidikan .
    • Pengembangan silabus.
    • Pengembangan RPP.
    • Pengembangan pemetaan SK, KD.
    • Pengembangan system penilaian.
  2. Pengembangan dan peningkatan SDM pendidikan dan tenaga kependidikan.
  3. Pengembangan standart proses pembelajaran
  4. Pengembangan sarana, prasarana dan media pembelajaran.
  5. Pengembangan standart pencapaian ketuntasan/kelulusan optimal.
  6. Pengembangan manajemen sekolah dan kelembagaan.
  7. Pengembangan komite sekolah dan pembiayaan pendidikan.
  8. Pengembangan kegiatan lomba akademik dan non akademik.
  9. pengembangan implementasi program pembelajaran MIPA dalam bahasa inggris menuju kelas bertaraf internasional.

Pelaksanaan program :

Sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa terutama menghadapi perkembangan jaman , maka dalam beberapa mata pelajaran telah diselingi dengan integrasi antara bahasa Indonesia dan bahasa inggris (Bilingual).Penerapan integrgasi bahasa awalnya dilaksankan mulai tahun 2004/2005 pada sekolah-sekolah tertentu di Indonesia namun untuk beberapa tahun ini program bilingual sudah mulai banyak diterapkan di banyak sekolah yang berdomisili di kota-kota

Adapun dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, sekolah lkebih menekankan interaksi guru dan siswa sedangkan untuk mengetahui ketercapaian program yang telah ditetapkan yaitu denngan melakukan evaluasi terhadap kemajuan siswa

Semua kegiatan belajar ini tentunya disesuaikan cita-cita yang telahdisepakati

SOAL 3

MODEL IMPLEMENTASI SMA

TAHAPAN IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN MODEL KURIKULUM SMA

Pembelajaran yang dilakukan pada tingkatan Sekolah Menengah Atas diarahkan kepada penguasan konsep. Tujuan yang paling utama dari pembelajaran di tingkat SMA adalah menyiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan ke jenjang tingkatan yang lebih tinggi (perguruan tinggi)

Berikut Contoh Model Implementasi Kurikulum tingkat SMA

SMA BHAKTI INSANI

VISI

Mencerdaskan Generasi Muda Yang Berwawasan Dan Berkepribadian

MISI:

1. Menghasilkan generasi muda yang mampu berintelektual, moral, dan spiritual

2. Mencerdaskan manusia muda dengan sikap kritis akan kebenaran

3 Mengadakan kegiatan yang mendorong siswa meningkatkan keimanan dan kesadaran beragama

4. Membentuk kemandirian, kreativitas dan kecerdasan siswa dalam semua aktivitas belajar

5. Memberi kemampuan kepada siswa agar sukses memasuki dan eksis di perguruan tinggi pilihannya

TUJUAN:

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat.

2. Membina peserta didik untuk lebih cerdas, cakap, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab dalam penalaran dan berpendapat

3. Membimbing dan membina manusia muda dalam pengembangan pengetahuan dan teknlogi

4. Meningatkan wawawasan ilmu pengetahua dan teknologi pembelajar sesuai dengan perkembangan zaman dan tantangannya

5. Membina manusia muda memiliki kemampuan prediksi dan antisipasi dan kreasi teknologi demi perkembangan zaman

6. Membina generasi muda mumpuni dalam kebersaingan global.

MUATAN KURIKULUM

Muatan kurikulum yang diajarkan sesuai denagan apa yang ditentukan oleh pemerintah meliputi mata pelajaran :

1. Pendidikan agama Islam

2. Kewarganegaraan / PPKn

3. Bahasa dan Sastra Indonesia

4. Bahasa Inggris

5. Matematika

6. Pendidikan Seni

7. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

8. Sejarah Nasional dan Umum

9. Geografi

10. Ekonomi

11. Sosiologi

12. Fisika

13. Kimia

14. Biologi

15. Teknologi Informasi dan Komunikasi

STRATEGI PEMBELAJARAN

Manyadari akan pentingnya strategi pembelajaran terhadap kegiatan belajar yang dilakukan maka sekolah ini lebih menekankan stragi pembelajaran terhadap bebera hal, diantaranya :

1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik

2. Mengkonstruksi keingintahuan, imajinasi dan potensi peserta didik

3. Mengembangkan Kemampuan untuk memecahkan masalah

4. Menekankan pada pembelajaran kolaboratif (cooperatif learning)

5. Penerapan model pembelajaran yang variatif (Pendektatan, Strategi dan Metode)

6. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi

PENANGANAN KASUS

Keberhasilan siswa dalam melakukan aktifitas di sekolah dan kemajuan dalam hal akademik tidak semata diukur dari faktor fisik melainkan hal lain yang berhubungan dengan psikis menjadi salah satu perhatian penting . Oleh karenanuya sekolah ini menerapkan beberapa langkah dalam menangani permasalahan yang dialami peserta didik diantaranya :

  1. Masalah yang berkenaan dengan mata pelajaran yang diberikan guru mata pelajaran tertentu diselesaikan dengan guru yang bersangkutan. Bila masalahnya tidak terselesaikan, maka penanganannya bersama-sama dengan guru kelas
  2. Bila diperlukan guru kelas/guru mata pelajaran dapat melibatkan guru BP dalam penyelesaian masalah tersebut
  3. Masalah yang berkenaan dengan mata pelajaran yang diberikan guru kelas diselesaikan dengan guru kelas yang bersangkutan
  4. Berdasarkan permasalahannya, penyelesaian masalah dimungkinkan langsung dengan pimpinan sekolah
  5. Untuk konsultasi mendapatkan informasi perkembangan siswa, orang tua dapat menghubungi guru yang bersangkutan dengan membuat janji terlebih dahulu
  6. Menanmpung aspirasi dari civitaas ademik berupa saran atau kritik

Model Implementasi SD (contoh )

SOAL 1

MODEL IMPLEMENTASI SD

Kita sadari bersama bahwa Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan dasar ini berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama(SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Berikut ini model implementasi kurikulum untuk jenjang sekolah dasar ;

TAHAPAN IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN MODEL KURIKULUM MI

MI AS-SYIFA INDONESIA

Visi

"Melahirkan insan kamil yang berwawasan imtaq dan imtek”

Misi

1. Membiasakan setiap aktifitas pembelajaran yagn dilakukan sebagai ibadah

2. Menciptakan iklim belajar yang menyenangkan, berwawasan luas yang berakar pada norma dan nilai-nilai budaya bangsa.

3. Mengembangkan keterampilan belajar pada tiap diri siswa

4. Memberikan kesempatan yang sama pada tiap siswa untuk mengembangkan potensinya

5. Memberdayakan seluruh potensi sekolah untuk memberikan mutu pelayanan yang maksimal

6. Menumbuhkan kepekaan siswa dalam mengapresiasi karya sastra dan seni.

7. Menyiapkan peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi


Adapun profil lulusan yang diharapkan :

Profil Lulusan

  1. Mengenali dan berperilaku sesuai ajaran agama
  2. Menunjukkan pemahaman positif tentang diri dan kepercayaan diri
  3. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja dan peduli terhadap lingkungan
  4. Berfikir logis, kristis serta mampu berkomunikasi melalui berbagai media
  5. Menyenangi dan menghargai karya sastra dan seni
  6. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat
  7. Memilki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air
  8. Mempunyai kemampuan untuk mengenali, mengungkapkan, dan mengelola emosi diri
  9. Mempunyai kebiasaan bekerjasama tanpa mempermasalahkan perbedaan budaya, sosial, agama, ekonomi dan daerah.

Kurikulum

Dalam menyelenggarakan kurikulum SD ada beberapa hal yang ditekankan. Salah satunya adalah bagaimana membuat suasana belajar yang menyenangkan. Dengan ini motivasi anak untuk belajar dapat ditingkatkan, dengan menghilangkan kesan membosankan, atau susah di dalam ruangan kelas. Hal lain yang dapat mendukung ini adalah sebuah sistem yang komunikatif, interaktif, kritis, dan mengembangkan semua potensi siswa dalam segala aspek baik akademis maupun non-akademis.

Mata Pelajaran yang dipelajari meliputi :
1. Bahasa Indonesia
2. Matematika
3. Ilmu Pengetahuan Alam
4. Ilmu Pengetahuan Sosial
5. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
6. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan
7. Muatan Lokal

PROSES KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar Mengajar dikaitkan dengan topik yang berada di masyarakat dan pengayaannya dilakukan berdasarkan prioritas serta memperhatikan tingkat kemampuan, kebutuhan, dan minat siswa. Kurikulum ditekankan untuk mencapai berbagai kompetensi, diantaranya kemampuan berpikir kritis, keterampilan berekspresi dalam berbagai media, interaksi sosial, dan pengembangan berbagai kecerdasan dengan mengintegrasikan nilai – nilai keIslaman dalam suatu kebiasan yang dilakukan setiap harinya..

  1. Menekankan pada proses untuk mendapatkan OutCome yang baik
  2. Menggali dan meningkatkan potensi anak secara individual dalam proses perkembangan
  3. Pendekatan lintas kurikulum dalam berbagai penugasan
  4. Pembiasaan penggunaan sumber belajar kontekstual baik di rumah maupun disekolah
  5. Menggunakan pendekatan kooperatif dan kolaborasi
  6. Membuat sistem kegiatan belajar yang menyenangkan
  7. Menerapkan cara menghargai sesama peserta didik saat kegiatan belajar berlangsung
  8. Menerapkan beragam cara menghargai dan menerima sesama manusia sesuai usia perkembangan anak didik
  9. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan diri dalam berbagai macam mata pelajaran yang telah diberikan.
  10. Mencermati sikap tubuh anak didik untuk menulis dan bekerja untuk perkembangan fisik yang baik
  11. Menggunakan proses penulisan yang benar sebagai dasar pembiasaan ekspresi tulis
  12. Memberi kesempatan mendapatkan materi secara langsung melalui karyawisata
  13. Memberikan kesempatan anak didik untuk menemukan pemahaman mengenai emosi diri dan lingkungan serta mengembangkan kecerdasan emosiI melalui berbagai kegiatan bersama
  14. Berbagi informasi asesama guru mengenai perkembangan anak selama kegiatan beljar m engajr
  15. Membiasakan penugasan penelitian perpustakaan, wawancara, pengamatan lingkungan dan penulisan laporan kepada peserta didik
  16. Menekankan pembiasaan kemandirian melalui berbagai kesempatan di kelas
  17. Memberi kesempatan berkreasi seluas-luasnya dalam seni rupa, musik dan maupun tugas-tugas linya yang diberikan.
  18. Memberi keleluasaan untuk mengadakan percobaan IPA, IPS, dalam mepelajarikonsep tertentu

Semua rencana yang telah dilaksanakan tentunya akan di evaluasi guna mencapai tujuan yang di inginnkan

Perbedaan Implementasi Model Kurikulum pada setiap jenjang pendidikan

Apakah Ada perbedaan dalam mengimplementaskan model kurikulum pada jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi.

Saya melihat dalam kegiatan implementasi model kurikulum, ada banyak perbedaan antara implementasi pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP), Jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK) dan perguruan tiggi semuanya memiliki ke khasan, dan itu yang menjadi keunikan dalam proses perencanaan dan implmentasi kurikulum.

Secara umum dapat disebutkan ada banyak factor dalam usaha implementasi kurikulum di setiap tingkat satuan pendidikan, aadapun factor-faktor yang kerap menjadi suatu perbedaan mencakup

1. karakteeristik Program

2. Faktor – faktor Eksternal

1. Karakteristik program

Jika kita telaah lebih mendalam ternyata ada perbedaan yang sangat signifikan implemnetasi antara pendidikan dasar, menengah dan tinggi jika kita tinjau dari aspek

kebutuhan akan program yang akan dilaksanakan apakah berangkat atas dasar kebutuhan siswa, guru atau satuan pendidikan.

Kompleksitas terkait denga penerapan kurikulum, apakah suatu program kurikulum akan mudan atau sulit untuk diterpakan di satuan pendidikan.

Kualitas Dengan penerapan program yang baru maka akan mengundang banyak pertanyaan apakah kurikulum baru ini dapat memberikan sesuatu perubahan yang baik atau hanya akan sama saja dengan program terdahulu

2. Faktor –faktor Eksternal satuan pendidikan

Faktor –faktor eksternal sedikit banyak memberikan dampak tentang kesuksesan dari implemntasi kurikulum. Faktor eksternal ini bisa memberikan peerbedaan dalam upaya implemntasi kurikulum pada jenjang berbeda. Misalkan kepentingan pemerintah tentunya akan berbeda takala mentuikapi inovasi kurikulum baru antara kurikulum pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.

Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa kurikulum pendidikan TK pada dasarnya lebih menekankan sebagai dasar pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, emosi, sosio emosional dan kemampuan untuk berkomunikasi , demikina juga dengan kurikulum SD tahapan implementasi dirancang dalam dunia konkret. Adapun untuk tingkatan sekolah menengah, kurikulum lebih menekankan kepada keseimbangan akademik dan kemmapuan vokasional sebagai upaya mennyiapkan siswa ke dunia kerja atau melanjutkan keperguruan tinggi.

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

Eko BP

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

Abstrak : Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan melalui optimalisasi peran kepala stsekolah, sebagai : educator, manajer, administrator, supervisor, leader, pencipta iklim kerja dan wirausahawan.
Kata kunci : kompetensi guru, peran kepala sekolah

A. Pendahuluan

Sekarang ini pemerintah tengah gencar-gencarnya untuk meningkatakkan mutu pendidikan guru secara nasional dan upaya ini tengah dilakukan oleh Depdiknas sebagai lembaga tertinggi yang bertanggung jawab dalam kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan bahwa “educational change depends on what teachers do and think…”. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada “what teachers do and think “. atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru.

Jika kita amati lebih jauh tentang realita kompetensi guru saat ini agaknya masih beragam. Sudarwan Danim (2002) mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru.

Tulisan ini akan memaparkan tentang apa itu kompetensi guru dan bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dilihat dari peran kepala sekolah. Dengan harapan kiranya tulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bagi para guru maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan pendidikan.

B. Hakekat Kompetensi Guru

Apa yang dimaksud dengan kompetensi itu ? Louise Moqvist (2003) mengemukakan bahwa “competency has been defined in the light of actual circumstances relating to the individual and work. Sementara itu, dari Trainning Agency sebagaimana disampaikan Len Holmes (1992) menyebutkan bahwa : ” A competence is a description of something which a person who works in a given occupational area should be able to do. It is a description of an action, behaviour or outcome which a person should be able to demonstrate.”

Dari kedua pendapat di atas kita dapat menarik benang merah bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan.

Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Mengacu pada pengertian kompetensi di atas, maka dalam hal ini kompetensi guru dapat dimaknai sebagai gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan..

Lebih jauh, Raka Joni sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu :

Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.

Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas.

Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani

Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :

Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Sebagai pembanding, dari National Board for Profesional Teaching Skill (2002) telah merumuskan standar kompetensi bagi guru di Amerika, yang menjadi dasar bagi guru untuk mendapatkan sertifikasi guru, dengan rumusan What Teachers Should Know and Be Able to Do, didalamnya terdiri dari lima proposisi utama, yaitu:

Teachers are Committed to Students and Their Learning yang mencakup : (a) penghargaan guru terhadap perbedaan individual siswa, (b) pemahaman guru tentang perkembangan belajar siswa, (c) perlakuan guru terhadap seluruh siswa secara adil, dan (d) misi guru dalam memperluas cakrawala berfikir siswa.

Teachers Know the Subjects They Teach and How to Teach Those Subjects to Students mencakup : (a) apresiasi guru tentang pemahaman materi mata pelajaran untuk dikreasikan, disusun dan dihubungkan dengan mata pelajaran lain, (b) kemampuan guru untuk menyampaikan materi pelajaran (c) mengembangkan usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara (multiple path).

Teachers are Responsible for Managing and Monitoring Student Learning mencakup: (a) penggunaan berbagai metode dalam pencapaian tujuan pembelajaran, (b) menyusun proses pembelajaran dalam berbagai setting kelompok (group setting), kemampuan untuk memberikan ganjaran (reward) atas keberhasilan siswa, (c) menilai kemajuan siswa secara teratur, dan (d) kesadaran akan tujuan utama pembelajaran.

Teachers Think Systematically About Their Practice and Learn from Experience mencakup: (a) Guru secara terus menerus menguji diri untuk memilih keputusan-keputusan terbaik, (b) guru meminta saran dari pihak lain dan melakukan berbagai riset tentang pendidikan untuk meningkatkan praktek pembelajaran.

Teachers are Members of Learning Communities mencakup : (a) guru memberikan kontribusi terhadap efektivitas sekolah melalui kolaborasi dengan kalangan profesional lainnya, (b) guru bekerja sama dengan tua orang siswa, (c) guru dapat menarik keuntungan dari berbagai sumber daya masyarakat.

Secara esensial, ketiga pendapat di atas tidak menunjukkan adanya perbedaan yang prinsipil. Letak perbedaannya hanya pada cara pengelompokkannya. Isi rincian kompetensi pedagodik yang disampaikan oleh Depdiknas, menurut Raka Joni sudah teramu dalam kompetensi profesional. Sementara dari NBPTS tidak mengenal adanya pengelompokan jenis kompetensi, tetapi langsung memaparkan tentang aspek-aspek kemampuan yang seyogyanya dikuasai guru.

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.

Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pembelajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitian guru tidak terjebak pada praktek pembelajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para siswanya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pembelajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.

C. Peranan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, –sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah-, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan;

Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.


1.Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)


Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
2.Kepala sekolah sebagai manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, –seperti : MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya–, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
3. Kepala sekolah sebagai administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
4. Kepala sekolah sebagai supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, — tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan–, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
Jones dkk. sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukakan bahwa “ menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka”. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik
5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru ? Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kendati demikian menarik untuk dipertimbangkan dari hasil studi yang dilakukan Bambang Budi Wiyono (2000) terhadap 64 kepala sekolah dan 256 guru Sekolah Dasar di Bantul terungkap bahwa ethos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan (E. Mulyasa, 2003).
6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003)
7. Kepala sekolah sebagai wirausahawan
Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, yang pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

D. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan..
2. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
3. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.
4. Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan.
5. Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, dan pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Sumber Bacaan :
Bambang Budi Wiyono. 2000. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan Tugas Jabatan di Sekolah Dasar. (abstrak) Ilmu Pendidikan: Jurnal Filsafat, Teori, dan Praktik Kependidikan. Universitas Negeri Malang. (Accessed, 31 Oct 2002).

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya

———–. 2006. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. http://www.depdiknas.go.id/ inlink. (accessed 9 Feb 2003).

Louise Moqvist. 2003. The Competency Dimension of Leadership: Findings from a Study of Self-Image among Top Managers in the Changing Swedish Public Administration. Centre for Studies of Humans, Technology and Organisation, Linköping University.

Mary E.Dilworth & David G. Imig. Professional Teacher Development and the Reform

Agenda. ERIC Digest. 1995. . (Accessed 31 Oct 2002 ).

National Board for Professional Teaching Standards. 2002 . Five Core Propositions.

NBPTS HomePage.. (Accessed, 31 Oct 2002).

Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia

Memasuki Millenium III. Yogyakarta : Adi Cita.


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Energy News.